Manajemen Pengawasan
Manjemen Pengawasan
Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan
merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan
manajemen itu sendiri. Fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila
fungsi pengawasan ini tidak dilakukan dengan baik. Demikian pula halnya dengan
fungsi evaluasi terhadap pencapaian tujuan manajemen akan berhasil baik apabila
fungsi pengawasan telah di lakukan dengan baik. Dalam kehidupan sehari-hari
baik kalangan masyarakat maupun di lingkungan perusahaan swasta maupun
pemerintahan makna pengawasan ini agaknya tidak terlalu sulit untuk di pahami.
Akan tetapi untuk memberi batasan tentang pengawasan ini masih sulit untuk di
berikan.
Bagi para ahli manajemen, tidak mudah untuk memberikan defenisi tentang
pengawasan, karena masing-masing memberikan defenisi tersendiri sesuai dengan
bidang yang di pelajari oleh ahli tersebut.
Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian
pengawasan:
1. Kamus Bahasa Indonesia
istilah “Pengawasan berasal dari kata awas yang
artinya memperhatikan baik-baik, dalam arti melihat sesuatu dengan cermat dan
seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan berdasarkan kenyataan
yang sebenarnya dari apa yang di awasi”.
2. HaroldKoonz yang dikutip oleh JohnSalinderho
Pengawasan adalah Pengukuran dan pembetulan terhadap
kegiatan para bawahan untuk menjamin bahwa apa yang terlaksana itu cocok dengan
rencana. Jadi pengawasan itu mengukur pelaksanaan dibandingkan dengan cita-cita
dan rencana, memperlihatkan dimana ada penyimpangan yang negatif dan dengan
menggerakkan tindakan-tindakan untuk memperbaiki penyimpangan penyimpangan,
membantu menjamin tercapainya rencana-rencana.
3. Prayudi
Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan
pekerjaan apa yang di jalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan
apa yang dikehendaki, direncanakan atau diperhatikan.
4. Robert JMockler
pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur
deviasi-deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber
daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
II. TIPETIPE PENGAWASAN
Ada tiga tipe pengawasan (controlling),
yaitu :
A).Pengawasan pendahuluan(feed forward control)
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan
dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap
kegiatan tertentu diselesaikan.
B).Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan
kegiatan(concurrent control)
Merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu
prosedur harus disetujui
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan – kegiatan bias dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan – kegiatan bias dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
C).Pengawasan umpan balik(feedback control)
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah
diselesaikan.
III.TAHAP-TAHAP PROSES
PENGAWASAN
Tahap Proses Pengawasan :
1.Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target
pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan.
Bentuk standar yang umum yaitu :
-standar phisik
-standar moneter
-standar waktu
2.Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan secara tepat.
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang
berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan
Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya
penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan
sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi
penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
·
Menurut Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah
proses pengawasan yaitu:
A.Menetapkan Standar
Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk
merancang pengawasan, maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah pertama
dalam proses pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud
disini adalah menentukan standar.
B.Mengukur Kinerja
Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau
mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
C.Memperbaiki Penyimpangan
·
Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada
tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116)
proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu:
A. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
B. Mengukur pelaksanaan
C. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan
temukanlah perbedaan jika ada.
D. Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan
yang tepat.
IV.PENTINGNYA PENGAWASAN
Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek
dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna
mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat
fungi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya
pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan,
baik bagi organisasi itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
·
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting,
diantaranya:
1. Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus
– menerus dan tidak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk. Melalui
fungsi pengawasan manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan
jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan
kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
2. Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi, semakin memerlukan
pengawasan yang lebih formal dan hati – hati. Berbagai jenis produk harus
diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga. Semuanya
memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif
3. Meminimalisasikan tingginya kesalahan – kesalahan
Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer
dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota
organisasi sering membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer
mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya
tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu – satunya cara manajer
dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan
mengimplementasikan sistem pengawasan.
5. Komunikasi
6. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah perbandingan petunjuk dengan
standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian
pengambilan tindakan.
V.PERANCANGAN PROSES PENGAWASAN
Wiliam H. Newman menetapkan prosedure sistem
pengawasan dimana dikemukakan 5 jenis pendekatan, yaitu:
1) Merumuskan hasil yang di inginkan
Yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2) Menetapkan penunjuk hasil
Dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki
penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan:
Pengukuran input
Hasil pada tahap awal
Gejala yang dihadapi
Kondisi perubahan yang diasumsikan
3) Menetapkan standar penunjuk dan hasil
Dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4) Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
Dimana komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip
manajemen by excetion yaitu atasan diberi informasi bila terjadi penyimpangan
pada standar.
5) Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
VI.BIDANG BIDANG PENGAWASAN STRATEGIS
Bidang strategik yang dapat membuat organisasi secara
keseluruhan mencapai sukses yaitu :
1. Transaksi Keuangan
o Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
o Manajemen Kas (Cash Management)
o Pengelolaan Biaya (Cost Control)
1. Transaksi Keuangan
o Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
o Manajemen Kas (Cash Management)
o Pengelolaan Biaya (Cost Control)
2. Hubungan Manajer dan Bawahan
Hubungan antara manager dan bawahan juga harus baik
dan terjaga. Sebisa mungkin ada hubungan 2 arah antara manager dan bawahan,
bukan hubungan searah dimana manager terus-terusan memberi perintah kepada
bawahan tanpa mau mendengar keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan
harmonis seperti keluarga dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team kerja
yang solid dan kuat dalam menjalankan perusahaan.
VII.ALAT BANTU
PENGAWASAN MANAJERIAL
Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling
umum digunakan adalah :
1) Manajemen Pengecualian (Management by Exception)
1) Manajemen Pengecualian (Management by Exception)
Manajemen pengecualian adalah teknik pengawasan yang
memungkinkan hanya penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja
aktual yang mendapatkan perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian
didasarkan pada prinsip pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal
pada literatur manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan
menangani semua persoalan rutin organisasional, sementara wirausahawan
menangani persoalan organisasional non rutin atau diluar kebiasaan.
2) Management Information System (MIS)
MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan
penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat
waktu untuk membantu proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi
perencanaan, pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara
efektif.
MIS dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :
1. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
2. Tahap desain konseptual.
3. Tahap desain terperinci.
4. Tahap implementasi akhir.
1. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
2. Tahap desain konseptual.
3. Tahap desain terperinci.
4. Tahap implementasi akhir.
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
• Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
• Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
• Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
• Adanya pengujian pendahuluan
• Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai system
Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :
• Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
• Tepat waktu dalam pemakainya
• Menekan biaya secara efektif
• System yang digunakan harus tepat dan akurat
• Dapat diterima oleh yang bersangkutan
• Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
• Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
• Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
• Adanya pengujian pendahuluan
• Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai system
Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :
• Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
• Tepat waktu dalam pemakainya
• Menekan biaya secara efektif
• System yang digunakan harus tepat dan akurat
• Dapat diterima oleh yang bersangkutan
3) Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung
dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses
menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan
menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul
pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
4) Penganggaran
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang
menguraikan bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun
bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi
mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai
pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping
sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat pengawasan.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.
VIII.KARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG EFEKTIF
Agar pengawasan efektif, maka para manajer harus
menghayati reaksi manusia terhadap sistem pengawasan. Manusia tidak
begaitu saja menerima pengawsan yang dilakukan manajer.
Reaksinya bermacam-macam menolak sekali pengawsan terhadapnya, mempertahankan diri dar isistem pengawasan yang diterapkan padanya dan membela kinerja dan menolak sasaran kinerja yang tersirat dan tersurut pada tujuan. Hal ini makin jelas bila sumber daya terbatas dan situasi penuh tekanan. Dalam situasi seperti itu , orang cenderung untuk mempertahankan hasil kerja yang dibatasi oleh kendala sehingga pengawasan biasanya tidak dikehendaki.
Reaksinya bermacam-macam menolak sekali pengawsan terhadapnya, mempertahankan diri dar isistem pengawasan yang diterapkan padanya dan membela kinerja dan menolak sasaran kinerja yang tersirat dan tersurut pada tujuan. Hal ini makin jelas bila sumber daya terbatas dan situasi penuh tekanan. Dalam situasi seperti itu , orang cenderung untuk mempertahankan hasil kerja yang dibatasi oleh kendala sehingga pengawasan biasanya tidak dikehendaki.
* Stoner mengemukakan bahwa
pengawasan yang efektif itu haruslah
memenuhi persyaratan sbb:
1. Ketepatan
2. Sesuai waktu,
3. Objektif dan kompherensif ,
4. Fokus pada titik pengawasan strategis,
5. Realistis secara ekonomis
*Menurut Schermerhorn , agar supaya pengawasan
itu efektif haruslah :
1.
Berorientasi pada hal-hal yang strategis pada
hasil-hasil
2.
Berbasis informasi
3.
Tidak kompleks
4.
Cepat dan berorientasi perkecualian
5.
Dapat dimengerti
6.
Luwes
7.
Konsisten dengan struktur organisasi
8.
Dirancang untuk mengakomodasi pengawasan diri
9.
Positif mengarah ke perkembangan , perubahan dan
perbaikan
10. Jujur
dan objektif
Sistem pengawasan yang efektif itu seharusnya
mendukung strategis dan memfokuskan diri pada apa yang harus dilakukan , tidak
saja pada usaha pengukuran . Pokok perhatian ada pada kegiatan yang
penting bagi tercapainya tujuan organisasi.
Sistem pengawasan harus mendukung usaha menyelesaikan
masalah dengan pengambilan keputusan , tidak haanya menunjukkan
penyimpangan-penyimpangan. Sistem tersebut harus dapat menunjukan mengapa
terjadi penyimpangan dan apa yang harus dilakukan untuk perbaikannya.
Sistem pengawasan harus dapat dengan cepat atau dini
mendeteksi penyimpangan sehingga tindakan perbaikan dapat pula dilakukan dengan
segera agar terhindar hal-hal yang tidak diharapkan ; kalau perlu dengan
cara-cara pengecualian .
Sistem pengawasan yang efektif memberikan informasi
yang cukup bagi para pengambil keputusan , artinya informasi yang mudah
dimengerti , padat . Sistem pengawasan harus dapat mengakomodasi situasi yang
unik atau yang berubah-ubah . Sistem pengawasan harus pula dapat mengakomodasikan
kapasitas seseorang untuk mengawasi dirinya sendiri . Yang penting harus ada
saling percaya , komunikasi dan partisipasi pihak-pihak yang berkepentingan .
Pengawasan diri tercipta bila rancang bangun kerja itu jelas dan pemilihan
orang yang mampu bagi pekerjaannya dilakukan dengan baik .
Sistem pengawasan harus menitik-beratkan pada
pengembangan , perubahan dan perbaikan ; kalau dapat sanksi dan peringatan itu
diminumkan . Kalau sanksi diperlukan haruslah dilaksanakan dengan hati-hati dan
manusiawi . Akhirnya sistem pengawasan harus jujur dan objektif artinya tidak
memihak , dan satu-satunya tujuan adalah peningkatan kerja
Komentar
Posting Komentar